13 February, 2013

Otaku

Otaku (おたく) adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi atau kata ganti orang kedua yang paling sopan dalam bahasa Jepang baku, setara dengan kata "Anda" dalam bahasa Indonesia.

Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal Jepang seperti anime dan manga, bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku.


Etimologi


Istilah otaku kemungkinan besar berasal dari percakapan antar penggemar anime yang selalu menyapa lawan bicara dengan sebutan Otaku (お宅 Anda) yang merupakan bentuk paling sopan untuk kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang. Pada perkembangan selanjutnya, istilah otaku ditulis dengan aksara katakana otaku (オタク) atau wotaku (ヲタク) untuk membedakan istilah slang dengan kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang baku.


Sejarah Otaku


Di awal dekade 1980-an sudah ada istilah slang bernada sumbang byōki (ビョーキ "sakit") yang ditujukan kepada penggemar berat lolicon, manga dan dōjin manga. Istilah byōki sudah sering muncul dalam dōjinshi sampai ke anime dengan peran utama anak perempuan seperti Minky Momo.

Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel “Otaku”no Kenkyū (おたくの研究 Penelitian tentang Otaku) yang dimuat majalah Manga Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat subkultur seperti anime dan manga.

Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態 situasi kalangan otaku) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara harafiah: suku Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran kata "zoku," seperti Bōsōzoku danTakenokozoku.

Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk menyebut wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok sedikit bersifat "cult" berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang berusia 50 tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan hampir tidak pernah disebut otaku.

Istilah "otaku" dalam arti sempit awalnya hanya digunakan di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk kalangan terbatas seperti penerbitan Dōjinshi. Belakangan ini, istilah otaku dalam arti luas sering dapat mempunyai konotasi negatif atau positif bergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum, atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil, dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.

Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang disebut "mania" karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang, istilah otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudō-otaku (otaku kereta api alias Tecchan),Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mō-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).

Secara derogatif, istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi "laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum," tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk anak laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap seseorang.

Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.


Generasi otaku di Jepang


Otaku generasi pertama (kelahiran paruh pertama tahun 1960-an)Otaku generasi pertama dibesarkan sebagai penggemar fiksi sains di saat masyarakat umum masih mengganggap anime sebagai konsumsi anak-anak. Gekiga yang dimaksudkan sebagai bacaan orang dewasa lalu mulai dikenal secara luas. Otaku generasi pertama juga mulai ikut-ikutan membaca Gekiga. Di Jepang, generasi kelahiran tahun 1960-an disebut generasi Shinjinrui (Generation X) yang sewaktu kecil takjub dengan monster yang bisa berubah bentuk dan menyenangi Tokusatsu.

Otaku generasi II (kelahiran sekitar tahun 1970-an)Di masa kecil membaca Space Battleship Yamato, Mobile Suit Gundam yang nantinya menjadi bekal penting untuk menjadi otaku. Masyarakat Jepang mulai menerima kehadiran otaku. Sebagian otaku generasi II tidak bisa membedakan antara dunia fiksi sains dengan alam nyata, misalnya Gundam-otaku (Gun-ota). Permainan video dekade 1980-an juga menjadi kegemaran otaku generasi II. Pada saat yang sama, masyarakat mulai menaruh praduga terhadap otaku akibat kasus pembunuhan heboh dengan pelaku seorang otaku. Di kalangan anak sebaya, otaku mulai mendapat perlakuan diskriminasi.

Otaku generasi III (kelahiran sekitar tahun 1980-an)Di masa kecil membaca Neon Genesis Evangelion, otaku generasi III sekarang menjadi inti gerakan Sekai Kei. Anak-anak dari otaku generasi I mulai menjadi otaku sehingga citra negatif otaku semakin berkurang dan otaku hanya dianggap sebagai salah satu hobi. Di kalangan otaku generasi III, kecenderungan Moé sudah menjadi istilah yang disepakati bersama, sekaligus sebagai prinsip dan tujuan. Otaku generasi III makin tenggelam di dalam dunia yang digambarkan manga, dan bahkan sampai menyenangi high culture yang ada di dalamnya.


Berkas:Akihabara picture.jpg
Distrik Akihabara, tempat para otaku berkumpul

Cosplay


Cosplay (コスプレ Kosupure) adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay disebutcosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.

Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.


Sejarah


Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah. Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah.

Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show). Di Jepang, peragaan "cosplay" pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikaike-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.

Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplaydijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.

Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut "Tominoko-zoku" ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok "Tominoko-zoku" dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah "Tominoko-zoku" diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan "cosplay" sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.

Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.

Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.

Cosplay di Indonesia




Cosplayer adalah orang yang mengenakan pakaian/kostum/cosplay. Kebanyakan costume yang digunakan dari Jepang. Di Indonesia sangat jarang ditemukan Cosplayer yang mengenakan pakaian dari komik luar asia, beberapa menggunakan tipe eropa tetapi dikarenakan di ambil dari manga/manwa bukan dari komik luar asia.


Pembagian cosplay


Secara umum cosplay dinilai sama. Tetapi tak langsung dalam beberapa event yang terjadi di Indonesia sering dilakukan pembagian/kategori cosplay :
Cosplay anime/manga. Cosplay yang berasal dari anime maupun manga. Biasanya manhwa termasuk didalamnya termasuk comic dari amerika.
Cosplay Game. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di Game.
Cosplay Tokusatsu. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di film tokusatsu.
Cosplay Gothic. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter bernuansa gelap atau Gothic. Biasanya digabung dengan Lolita.
Cosplay Original. Cosplay yang benar-benar original tidak ada di anime, tokusatsu dan lainnya. Atau memiliki dasar yang sama seperti tokoh game Kingdom heart misalnya:Sora (Kingdom Heart) tetapi berbentuk metalic (modern)
Harajuku Style. Beberapa cosplayer sering menduga Harajuku style adalah bagian dari cosplay. Beberapa Harajuku style muncul di manga/anime seperti Nana.


Sejarah Cosplay di Indonesia


Pada awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal di Indonesia. Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut.

Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta, dan di kota-kota besar di Indonesia.

Beberapa event yang sering hadir adalah:
Gelar Jepang. Biasanya ada di Universitas. Umumnya di Universitas Indonesia.
Bunkasai. Biasanya ada di Universitas.
Hellofest.
Animonster event. Beberapa event yang disponsori oleh animonster termasuk event cosplay di dalamnya.
Extravaganza, Cosplayer berdialog kocak, cosplay kartun Nickelodeon dan anime Jepang dijadikan satu dalam Extravaganza di bagian cerita yang berjudul "Sasuke", Putri Salju muncul dibagian selanjutnya.




Hatsune Miku
Salah satu penyanyi Vocaloid yang terkenal.



 Cloud Strife
Tokoh utama dalam game Final Fantasy VII


 Hatake Kakashi

Dorama

Drama televisi Jepang (テレビドラマ terebi dorama) atau dorama (ドラマ) adalah program drama yang ditayangkan di stasiun televisi Jepang. Jaringan televisi utama di Jepang memproduksi serial drama dalam berbagai tema, misalnya kehidupan sekolah, komedi, misteri, dan kisah detektif. Ceritanya dapat berasal dari skenario asli, atau adaptasi novel dan manga.

Drama televisi spesial ditayangkan untuk memperingati peristiwa penting seperti berakhirnya Perang Dunia II. Drama spesial biasanya terdiri dari satu atau dua episode saja. Serial drama unggulan bertemakan sejarah dari NHK disebut taiga drama, ditayangkan NHK General TV setiap Minggu pukul 20.00. Drama bertemakan suspense dengan masa tayang 2 jam disebut drama 2 jam.


Karakteristik


Serial drama Jepang umumnya tamat dalam satu musim tayang yang panjangnya tiga bulan. Sebagian besar drama ditayangkan malam hari pada pukul 21.00, pukul 22.00 atau pukul 23.00. Jumlah episode berkisar antara 9 hingga 12 episode. Namun tidak tertutup kemungkinan dibuat episode spesial (epilog) bila serial drama tersebut berhasil mendapatkan rating pemirsa yang tinggi.

Stasiun televisi di Jepang mengumumkan judul-judul serial drama baru sebelum awal musim tayang. Di Jepang terdapat 4 musim tayang: musim dingin (Januari–Maret), musim semi (April–Juni), musim panas (Juli–September), dan musim gugur (Oktober–Desember). Musim tayang di Jepang disebut kūru (クール) berasal dari bahasa Perancis: cours([kur]).

Drama pagi atau siang hari umumnya ditayangkan setiap hari, dan satu musim tayang dapat berlangsung lebih dari tiga bulan hingga satu tahun, misalnya drama pagi NHK General TV yang populer dengan sebutan Asadora. Drama ini ditayangkan NHK sejak tahun 1961 dari pukul 08.15 hingga 08.30. Ciri khas Asadora adalah pemeran utama yang sejak tahun 1966 selalu perempuan. Di antara pemeran utama Asadora, sebagian di antaranya sukses sebagai aktris besar. Oshin adalah drama pagi terpopuler dalam sejarah televisi Jepang. Pada puncak kepopulerannya, Oshin memperoleh rating pemirsa rata-rata 52,6% (episode 12 November 1983: 62,9%).

Serial drama yang diharapkan meraih rating tinggi ditayangkan pada malam hari pukul 21.00 hingga pukul 22.00. Pemerannya adalah aktor, aktris, serta tarento yang namanya sedang populer. Mereka juga mengenakan busana yang sedang tren. Oleh karena itu, biaya produksi drama pada jam tayang prima biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan serial drama yang ditayangkan pada jam-jam lain.

Jaringan televisi Fuji Television menayangkan serial drama unggulan setiap Senin pukul 9 malam yang populer dengan sebutan Getsuku atau Gekku (月9). Jaringan televisi pesaingnya memasang serial drama unggulan yang diharapkan menghasilkan rating tinggi pada hari-hari lain. TBS menayangkan serial drama unggulan yang mereka sebut Nichiyō Gekijō (Teater Minggu) setiap Minggu pukul 9 malam. Nippon Television menayangkan Doyō Dorama (Drama Sabtu, disingkat Dokku atau Dokyū) setiap Sabtu pukul 9 malam.


Sejarah


Trendy drama adalah jenis drama televisi yang berkembang di Jepang pada akhir 1980-an. Ketika itu para penulis skenario sepakat untuk menjangkau pemirsa dengan tema-tema kehidupan nyata ketika Jepang sedang mengalami periode ekonomi gelembung. Ciri khasnya pada protagonis yang sebagian besar wanita muda. Ceritanya berkisar mengenai hubungannya dengan orang-orang di sekitar, terutama dengan pacar dan teman-teman wanita. Lokasi cerita biasanya di daerah perkotaan kontemporer, terutama di Tokyo. Drama seperti ini juga memperkenalkan gaya busana, potongan rambut, interior, bar, dan restoran yang trendi di kalangan generasi muda Jepang. Sebagian besar ceritanya tentang wanita muda lajang, memiliki karier di kota besar seperti Tokyo. Pemeran trendy drama juga dipilih dari aktor-aktris yang sedang mengetren.

Promosi lagu-lagu terbaru juga dilakukan melalui trendy drama sebagai bagian dari promosi yang disebut tie-up. Setiap drama pasti ada lagu tema yang diputar pada awal atau akhir, serta pada klimaks setiap episode. Pemirsa menjadi merasa tertarik membeli CD lagu yang dijadikan lagu tema serial drama di televisi. Oleh karena itu, singel lagu tema serial drama sering laris terjual, sebagian di antaranya terjual lebih dari satu juta kopi.

Kimi no Hitomi o Taihosuru yang dibintangi Takanori Jinnai, Toshirō Yanagiba, dan Hiroshi Mikami sering disebut sebagai perintis serial drama Senin malam pukul 9 di Fuji Television. Tokohnya para detektif keren dan trendi dari pos polisi Shibuya, Tokyo. Namun mereka jarang mendapat kasus dan lebih banyak mencari cewek dengan cara nanpa dan konpa. Komedi cinta ini meraih rating pemirsa tertinggi sebesar 21,4%. Drama percintaan Kimi no Hitomi ni Koishiteru! mendapat rating lebih tinggi lagi (23,6%). Pemerannya adalah Miho Nakayama yang waktu itu gadis berwajah naif berusia 18 tahun.

Tokyo Love Story (1991) adalah puncak masa keemasan trendy drama. Honami Suzuki memerankan wanita berpendidikan luar negeri (kikokushijo) yang mudah jatuh cinta. Masih pada tahun yang sama, rating tertinggi 32,3% yang diraih Tokyo Love Story terlampaui oleh 101-kai me no Propose (36,7%). Kalimat terkenal dari drama ini adalah "Aku tidak mati!" (僕は死にません Boku wa shinimasen) yang diteriakkan Testuya Takeda ketika melamar Atsuko Asano.

Pada tahun 1996, Takuya Kimura dipasangkan dengan Tomoko Yamaguchi dalam Long Vacation. Pemeran pendukungnya adalah Yutaka Tanenouchi, Takako Matsu, Izumi Inamori, dan Ryoko Hirosue. Episode terakhir meraih rating pemirsa sebesar 36,7% dan rating rata-rata episode 29,5%. Kimtaku dan Takako Matsu terbukti disenangi pemirsa televisi. Drama bertemakan hukum dan pengadilan, Hero yang dibintanginya pada tahun 2001 sukses dengan rating tertinggi 36,8%, hingga diangkat sebagai film layar lebar.

Pada tahun 2000, Nanako Matsushima memerankan sosok pramugari ideal bagaikan yamato nadeshiko. Pengalaman pernah miskin semasa kecil membuatnya trauma, "Di dunia ini yang paling kubenci adalah kemiskinan. Satu-satunya yang dapat mendatangkan kebahagiaan bagi wanita adalah uang." Namun akhirnya dia tidak mampu menahan diri untuk tidak jatuh cinta kepada laki-laki miskin penjual ikan (diperankan Shinichi Tsutsumi). Drama Yamato Nadeshiko memperoleh rating 34,2%.

Serial drama yang digemari pemirsa Jepang tidak hanya monopoli Getsuku dari Fuji Television. TBS dan Nippon Television juga memiliki serial drama yang memiliki rating tinggi melebihi drama Senin pukul 9 dari Fuji Television. Beautiful Life yang ditayangkan TBS dari Januari hingga Maret 2000 memperoleh rating pemirsa tertinggi 41,3% (episode terakhir), rata-rata episode 32,3%. Takako Tokiwa memerankan gadis berpenyakit kronis berkursi roda. Pasangannya adalah seorang penata rambut (diperankan oleh Takuya Kimura) yang setia menjaganya hingga akhir. Serial drama 3-nen B-gumi Kinpachi Sensei dari TBS yang diperankan Testuya Takeda juga memperoleh rating tinggi (39,9% episode terakhir). Takuya Kimura sebagai pilot dan Kou Shibasaki sebagai teknisi pesawat terbang wanita dalam Good Luck!! (Januari-Maret 2003) juga memperoleh rating tinggi (37,6%).

Nanako Matsushima berperan sebagai pembantu rumah tangga misterius dalam Kaseifu no Mita produksi Nippon Television. Serial drama ini ditayangkan 12 Oktober-21 Desember 2011, rating pemirsa tertinggi pada episode terakhir sebesar 40,0%.

Anime

Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.

Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".

Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas Astro Boy karya Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan anime zaman dulu. Dengan grafik yang sudah berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat Jepang sangat antusias menonton anime dan membaca manga. Dari anak-anak sampai orang dewasa. Mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan mereka, Hal ini yang membuat beberapa televisi kabel yang terkenal akan beberapa film kartunnya, seperti Cartoon Network dan Nickelodeon mengekspor kartunnya. Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan bagi semua orang, dan banyak juga orang yang memanfaatkan hal ini untuk sebuah tindakan kejahatan. Pembuat anime itu sendiri disebut animator.Para Animator itu bekerja disebuah perusahaan media untuk memproduksi sebuah anime. Di dalam perusahaan itu, terdapat beberapa animator yang saling bekerja sama untuk menghasilkan sebuah anime yang berkualitas. Tapi sangat disayangkan, gaji dari para animator tersebut kecil jika dibandingkan dengan kerja keras mereka. Hal ini yang membuat para animator enggan untuk bekerja secara professional. Mereka merasa hal itu tidak sebanding dengan usaha yang telah mereka lakukan. Para animator itu sendiri sering disebut Seniman Bayangan. Karena mereka bekerja seperti seorang seniman yang berusaha mengedepankan unsur cerita dan unsur intrinsiknya.

Pembajakan juga mempersulit para animator untuk mendapatkan keuntungan penuh dari hasil kerja keras mereka, meski ternyata juga ada "gosip" yang mengatakan bahwa ada juga pihak produsen anime itu sendiri yang menyebarluaskan karya mereka di luar jalur perdagangan resmi (mungkin gratisan atau dibajak) dengan tujuan untuk lebih memopulerkan hasil karya mereka.

Tidak sedikit yang orang yang pergi ke Jepang untuk belajar mengenai pembuatan anime (dan manga tentunya) karena tertarik setelah melihat berbagai anime yang telah menyebar ke berbagai pelosok dunia di berbagai benua. Adapun pihak yang membuat hasil karya yang serupa atau bahkan mungkin meniru ciri anime, misalnya Korea dan beberapa negara Asia lainnya.

Teknologi CG (Computer Graphics) dan Teknologi Visual, Komputer dsb telah mempermudah pembuatan anime sekarang ini, karena itu ada yang menganggap bahwa kualitas artistiknya lebih rendah dibandingkan dengan anime masa lalu. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kualitas gambarnya pun sekarang ini lebih nikmat dilihat dan lebih mudah dimengerti karena gambarnya lebih proporsional dan warnanya lebih bagus, ditambah keberadaan teknologi HD.

Sekarang ini, mencari berbagai judul-judul anime sudah tidak susah seperti dulu lagi. Banyak web yang menyediakan anime, entah itu yang masih mentah (raw) alias tidak ada subtitle atau dubbing, dan ada yang sudah diberi subtitle atau dubbing.

Manga

Apa itu manga?

Manga merupakan kata komik dalam bahasa Jepang. Di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang. Sedangkan mangaka adalah orang yang menggambar manga.

Manga di Jepang

Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇妙な冒険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia". Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece.

Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah "Basilisk" (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法帖, Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar ada, ada juga yang memakai tokoh fiktif.

Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusia (Live Action, atau kadang disingkat sebagai L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain.

Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara internasional oleh produsen di luar negara Jepang, seperti Amerika, yang membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20'th Century Fox), dan kabarnya juga akan dibuat versi live action dari Death Note oleh pihak produser barat.


Genre

Berikut adalah genre-genre yang ada di manga. Selain itu, banyak dari jenis-jenis berikut juga berlaku untuk anime dan permainan komputer Jepang. 

Aksi akushon (アクション) : Bercerita tentang pertempuran, perkelahian, atau kekerasan. 
Fantasi fantajī (ファンタジー) : Bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain. 
Historis hisutorikaru (ヒストリカル) : Bercerita tentang sejarah seseorang, benda, ataupun suatu tempat. 
Seni bela diri budō (武道) : Bercerita tentang berbagai seni bela diri. 
Misteri Nazo (謎} : Bercerita tentang sebuah misteri. 
Roman/Percintaan Romansu (ロマンス) : Bercerita tentang percintaan. 
Olahraga supōtsu (スポーツ) : Bercerita tentang berbagai olahraga. 
Supernatural chō shizen (超自然) : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan di luar logika. 
Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo (子供) — untuk anak-anak. 
Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut josei (女性) (atau redikomi) — wanita. 
Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut seinen (青年) — pria. 
Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut shōjo (少女) — remaja perempuan. 
Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shōnen (少年) — remaja lelaki. 

Banyak dari jenis-jenis ini juga berlaku untuk anime dan permainan komputer Jepang.
Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah Shogakukan (小学館) dan Shueisha (集英社).


Gaya penggambaran

Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Ada juga gaya menggambar Lolicon maupun Shotacon.Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana. Beberapa mangaka menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa elemen masih bisa dikategorikan manga. Seperti contohnya Vagabond, karya Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi seimbang dan setting yang realistis.Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena gaya penggambaran mata, serta beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone.


Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki ratusan volume, umumnya seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan mengalami perubahan goresan yang cukup signifikan.Contoh yang umum di Indonesia mungkin karaya Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi seperti dalam City Hunter. Atau karya lain Ah ! My Goddess yang dimulai sejak 1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One Piece and Naruto pun cukup berubah bila dibandingkan pada goresan volume volume awal.


Doujinshi


Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh fans manga tersebut yang memiliki alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini biasa mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau mengikuti konvensi akbar doujinshi yang biasa disebut Comiket. Disini dijual ribuan judul doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000 orang.

Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok untuk menjadi mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina, Negima) juga sering membuat dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya adalah dojin dari manga tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter manga tersebut memang didesain untuk jadi "sasaran" para dojin-ka(sebutan bagi para pembuat dojin, sama seperti manga-ka).

Manga di Indonesia


Penerbit


Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah Elex Media Komputindo dan m&c Comics yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen (dewasa)
Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya peredarannya hanya sebatas di wilayah kota kota besar, karena untuk beberapa daerah tidak ditemukan komik-komik jenis ini. Perbedaan yang mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor.



Format baca dan Kejanggalan

Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan ke kiri, sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti ini di Jepang, yang umum disebut sebagai istilahnya "raw" (mentah). Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari kiri (atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan. Sebelum tahun 2000-an, menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan. Hal ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh.


Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif sepertiDetektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang sering memberikan informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama maupun fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah inti cerita.

Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli (raw) adalah Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam format aslinya (raw). Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk pernerbit terbitan "level comics" semuannya sudah mengikuti format asli raw Jepang, kecuali untuk beberapa judul dari penerbit "Elex Media Komputindo" yang sebagian ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an.



Pengaruh pada kultur di Indonesia


Karena banyaknya manga yang diterbitakan di Indonesia sejak dari zaman Doraemon, Candy Candy, Detective Conan, maupun Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang berlangsung selama bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga menyebabkan manga terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila dibandingkan dengan peredaran komik Eropa/Amerika yang relatif lebih susah dan lebih mahal, kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat secara teratur tiap minggunya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada proses pembentukan komik karya "Indonesia", karena secara tidak langsung banyak generasi komikus muda di Indonesia baik tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini. Hal ini pun masih diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal ini tidak dipermasalahkan.
Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas penggemar manga dan anime. Biasanya mereka berkumpul dan berbagi dengan penggemar lain lewat internet atau berkumpul di suatu tempat. Para penggemar yang bertemu di internet/forum biasa mengadakan gathering (pertemuan) untuk saling berjumpa satu sama lain.


Iklan televisi

Ada sebuah iklan produk makanan yang memakai tokoh yang sangat mirip dengan tokoh Kamen Rider dan baltan (Ultraman) yang disebut lobstozilla. Namun iklan ini lebih mirip jiplakan secara kasar daripada sebuah pengaruh.

Kontroversi

Sekitar tahun 2005 - 2007, penerbit Indonesia seperti Level Comics, berani menerbitkan manga yang berbau dewasa (Seinen). Pada awal kemunculannya, ini sempat ditentang keras. Bahkan manga Vagabond sempat ditarik dari peredaran. Setelah pemberlakuan sensor yang lebih ketat, para penerbit tidak lagi diprotes oleh para ibu yang anaknya membaca manga-manga tersebut. Manga juga sering dinilai tidak mengindahkan rating karena pencantumannya kurang mengena oleh sebagian kalangan yang menilai.

Kategori manga pornografis 

Biasanya disebut "hentai" (変態) dalam bahasa Inggris, meskipun istilah ecchi (H) lebih sering dipakai. Ecchi sendiri sebenarnya merupakan cara penyebutan orang Jepang untuk huruf "H" dari kata 'hentai'. 


Softcore 

  • lolicon (perempuan muda) 
  • shota-con (laki-laki muda) 
  • yaoi (gay) 
  • yuri (lesbian) 
Hardcore
  • ero-guro (erotic-grotesque) 
  • futanari (hermafrodit) 
  • kemono (hewan setengah manusia)